Living in Adelaide is continuing
Hari selanjutnya..
Hari ini gak banyak yang gue kerjakan di sini. Selesai orientasi kami para mahasiswa baru dari Indo jalan ke Adelaide Mosque, jumatan dengan orang2 dari berbagai bangsa. Pengalaman naek tram hari ini, gue n arief temenku ngasih duduk dua orang ibu2 bule. Kenapa jadi menarik? Karena respons dari mereka adalah : ' that's very kind of you and it's unusual..'. Mungkin karena tampang kita tampang asia kali. Yang jelas banyak orang2 indo disini bagi gue 'lebih individualis dr pada orang bule sendiri'. Entah kenapa, hal yang kata temenku gak didapat di Melbourne. Itu yang gue n Arief ingin hindari, kita pengen nyoba ngasih citra terbaik yang kita bisa dari Indo dalam bergaul dengan mereka. Terus terang gue agak sebal dengan beberapa orang Indo yang tinggal disini, banyak juga yang begaya preman (bahkan makan teman dari Indo sendiri menurut cerita beberapa orang), kok sifat2 jelek dari tanah air masih dibawa2 juga. Gak semua, itu cuma sebagian kecil aja kok. Contohnya beberapa teman yang udah agak lama disini gak begitu. Mungkin gue terlalu skeptis.
Oke, pulang dari jumatan yang disini dimulai jam 14.30, kita pulang ke Glynde. Sorenya (jam 19.00 disini masih sore) kita jalan2 di seputaran Glynde dengan maksud nyari unit alias flat. Disini rumah2 tertata rapi banget, service yang disediakan pemerintah South Australia sangat baik. Bus kota sampai malam masih ada, dan bersih. Bus bisa dimiringkan hingga beberapa derajat via gas hidrolik untuk membantu para orang2 retirement naek dan turun bus. Tiket bisa dipakai sepuluh kali, divalidasi di atas bus. Tram di city gak bayar, tapi orang2 yang akan ke suburb tetap memvalidasi tiket mereka walau gak ada pengawasan, padahal bisa aja kalo mereka gak validasi n gratis terus naek tram dari city ke suburb. Kalo di Jakarta...jangan tanya yang bakalan naek gratisan ampe ujung. Oya yang namanya city itu pusat kota, seputaran city namanya Suburb walau masih tetep di seputaran Metropolitan Adelaide. Kalo di Jakarta mungkin city itu ya jalan Sudirman-Thamrin, Kuningan, Monas sampe jalan Juanda. Sekelilingnya itu semisal Kampung Melayu, Pasar Minggu, Rawamangun itu namanya suburb.
Orang Oz walau terlihat nyantai ternyata sangat menghargai waktu. Kalo udah bikin appointment jangan sekali2 dilanggar. Mungkin kalo agak telat dikit mereka masih mau nerima, tapi kalo gak datang sama sekali jangan harap bisa dipercaya..
Oke that's my story today of living in Adelaide.
Hari ini gak banyak yang gue kerjakan di sini. Selesai orientasi kami para mahasiswa baru dari Indo jalan ke Adelaide Mosque, jumatan dengan orang2 dari berbagai bangsa. Pengalaman naek tram hari ini, gue n arief temenku ngasih duduk dua orang ibu2 bule. Kenapa jadi menarik? Karena respons dari mereka adalah : ' that's very kind of you and it's unusual..'. Mungkin karena tampang kita tampang asia kali. Yang jelas banyak orang2 indo disini bagi gue 'lebih individualis dr pada orang bule sendiri'. Entah kenapa, hal yang kata temenku gak didapat di Melbourne. Itu yang gue n Arief ingin hindari, kita pengen nyoba ngasih citra terbaik yang kita bisa dari Indo dalam bergaul dengan mereka. Terus terang gue agak sebal dengan beberapa orang Indo yang tinggal disini, banyak juga yang begaya preman (bahkan makan teman dari Indo sendiri menurut cerita beberapa orang), kok sifat2 jelek dari tanah air masih dibawa2 juga. Gak semua, itu cuma sebagian kecil aja kok. Contohnya beberapa teman yang udah agak lama disini gak begitu. Mungkin gue terlalu skeptis.
Oke, pulang dari jumatan yang disini dimulai jam 14.30, kita pulang ke Glynde. Sorenya (jam 19.00 disini masih sore) kita jalan2 di seputaran Glynde dengan maksud nyari unit alias flat. Disini rumah2 tertata rapi banget, service yang disediakan pemerintah South Australia sangat baik. Bus kota sampai malam masih ada, dan bersih. Bus bisa dimiringkan hingga beberapa derajat via gas hidrolik untuk membantu para orang2 retirement naek dan turun bus. Tiket bisa dipakai sepuluh kali, divalidasi di atas bus. Tram di city gak bayar, tapi orang2 yang akan ke suburb tetap memvalidasi tiket mereka walau gak ada pengawasan, padahal bisa aja kalo mereka gak validasi n gratis terus naek tram dari city ke suburb. Kalo di Jakarta...jangan tanya yang bakalan naek gratisan ampe ujung. Oya yang namanya city itu pusat kota, seputaran city namanya Suburb walau masih tetep di seputaran Metropolitan Adelaide. Kalo di Jakarta mungkin city itu ya jalan Sudirman-Thamrin, Kuningan, Monas sampe jalan Juanda. Sekelilingnya itu semisal Kampung Melayu, Pasar Minggu, Rawamangun itu namanya suburb.
Orang Oz walau terlihat nyantai ternyata sangat menghargai waktu. Kalo udah bikin appointment jangan sekali2 dilanggar. Mungkin kalo agak telat dikit mereka masih mau nerima, tapi kalo gak datang sama sekali jangan harap bisa dipercaya..
Oke that's my story today of living in Adelaide.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home