Syahdan beberapa bulan lalu, Cinemags, salah satu majalah yang mengulas film di Indonesia memuat 100 film paling berpengaruh sepanjang masa (yang sayangnya dikarenakan harga Rp. 75.000,- yang menurut gue gak masuk akal untuk sebuah majalah lokal, tidak sempat saya nikmati..). Edisi berikutnya memuat surat salah seorang pembaca, yang isinya menanyakan kenapa film Citizen Kane (1941) yang jelas masuk sebagai salah satu film makhsyur (bener gak ya ejaannya?) di berbagai media dan AFI (American Film Institute) tidak masuk dalam daftar? Jawaban Cinemags sangat simpel :"Film itu terlalu Amerika bangets (kira-kira begitu), rasanya terlalu American Style, makanya tidak kami muat".
Oke, terlalu subyektif memang kalau ingin kita membuat perbandingan-perbandingan berdasarkan selera. Tapi masak Citizen Kane? Cinemags terlalu sembrono untuk tidak memasukkan Citizen Kane. Kalau soal teknologi yang jadi acuan jelas film-film era 60-an kebawah memang harus tiarap. Akan tetapi mestinya bukan itu yang jadi acuan. Kalau seandainya film-film bisu slapstick Chaplin dirilis sekarang jelas akan jadi bahan tertawaan, tapi kenapa film-film itu hebat pada masanya? Karena memang brilian pada masa itu. Tanyakan orang-orang yang hidup era 40-an kenapa Cassablanca (1942) jadi hit pada masa itu? Karena selain memuat kisah yang lumayan menarik, juga karena isu yang juga sedang
happening pada masa itu, pendudukan Jerman-Nazi di jazirah Eropa-Afrika Utara.
Belakangan, sekitar beberapa tahun terakhir gue rajin menyimak film-film rilisan 70-an ke bawah. Kalau diperhatikan durasi film klasik biasanya lumayan panjang dan melelahkan. Film pada masa lampau memang adalah alterasi drama theater atau opera ke dalam pita seluloid. Menyimaknya serasa menonton drama theater, bahkan saduran Shakespeare, Julius Caesar (1951) yang dibintangi Marlon Brando muda set stage nya pun sangat teater banget. Salah satu film yang sangat mem
pengaruhi gue adalah Sunset Blvd. (1950). Film ini dikaegorikan sebagai salah satu film
Noir terbaik di masanya. Jika dirilis pada masa kini pun rasanya script nya sudah sempurna, ditambah director dan aktor yang tepat rasanya tema yang diangkat masih tetap up-to-date (dengan beberapa penyesuaian). Berikutnya The Wizard of Oz (1939) dengan theme song nya yang catchy, sama dengan salah satu mahakarya 1960-an The Sound of Music (1962).
Skrip film-film terbesar masa lalu sangat jujur walau terkesan kaku pada akting. Sisi artistik dalam dialog sangat diperhatikan. Rasanya seperti melihat sejarah dunia. Kita bisa lihat bagaimana pandangan orang-orang Amerika yang sebenarnya pada jaman itu tentang pendudukan Nazi. Juga tentang peralatan, fashion, teknologi yang mereka gunakan pada masanya. Bukankah film juga merupakan sejarah terbesar dalam kesenian?
Salah besar jika Cinemags hanya beropini bahwa Citizen Kane sangat Amerika, oleh karenanya 'tidak layak' masuk daftar pilihan mereka sebagai salah satu 100 film berpengaruh. Perbandingan yang semestinya dilakukan adalah membandingkan Citizen Kane dengan film lainnya pada tahun 1940-an dan beri opini yang memuaskan. Pada masa itu rasanya Orson Welles sangat berani untuk memasukkan tema yang diangkat dalam dunia perfilman Hollywood.