Tuesday, January 29, 2008

An Evening with Dream Theater : Adelaide Showgrounds : Monday, 28 January 2008

Forget the minimum stage set ! Forget the wacky and spooky building ! It's Dream Theater in front of my eyes !!!!!

Rasanya sulit. Gue tadinya gak mau memulai review ini dengan kata2 basi seperti : woow, fantastic, unbelievable... sekali lagi, masalahnya ini Dream Theater. Plus sudah 22 tahun mereka gak pernah main di Australia. Harga 108 - 130 dollar kayaknya udah bukan jadi sesuatu yang memberatkan.

Oke, mari kita mulai. Sebelum show dimulai, gue kenalan dulu dengan dua orang yang datang jauh dari Lockstone, 200km dari Adelaide, Brad, dan Garry. Brad ini penggemar berat Kiss sebenernya, tapi juga suka dengan DT. Dia bilang udah jadi fan Kiss sejak usia 7 tahun, dari tahun 1974 (gue bahkan belum lahir). Ngobrol2 n mereka nanya apakah Jakarta, selalu rusuh ? Band2 apa aja yang udah maen di Indonesia ? dsb. Lumayan untuk menunggu kejenuhan sebelum gate dibuka.

Jam 6.35 pintu dibuka, sekitar 3000 an orang sudah menunggu didepan gate, karena ramai banget kami bertiga menunggu sampai agak sepi. Dan, akhirnya gue di dalam, bahkan ada seorang saking senangnya loncat-loncat and teriak "We're Here !!!".

Pemegang Silver Ticket ternyata harus nonton di belakang, sekitar 10-15 meter dari stage. Disitulah gue berpisah dengan Brad dan Garry yang punya Gold Ticket. Saat gue masuk raungan gitar Petrucci, dentuman drum Portnoy sudah terdengar, wah gue missed pembukaannya neh. Gak berapa lama LaBrie muncul (gemukan dia sekarang), dan konser pun dimulai dengan Constant Motion. Sorry kalo salah setlist, karena berdasarkan ingatan gue aja. Di bagian pertama ini sound yang keluar terdengar agak timpang, suara drum lebih mendominasi, sehingga suara gitar Petrucci agal tenggelam awalnya. Sekitar 1 jam mereka maen, kebanyakan lagu2 dari 'Systematic Chaos', setelah itu intermission 15 menit. Set stage nya sederhana banget, cuma visualisasi dari layar di belakang aja lumayan menarik. Sempet jepret2 mengabadikan beberapa momen, walau takut juga kamera disita karena security mondar-mandir. Hasilnya bisa dilihat di bawah.

Penontonnya dari berbagai usia, dari bapak2, (ada nenek2 malah) sampe ABG. Gak terlalu banyak yang nonton, gue perkirakan hanya sekitar 3000 orang. Rata-rata pake tshirt bersablon grup2 rock (DT lah paling banyak). Itu lah yang dikuatirkan Brad di awal, not many people come. Takutnya mereka gak mau datang lagi ke Adelaide.

Bagian kedua dimulai dengan Overture 1928 nyambung sampai Fatal Tragedy, Erotomania s.d. The Silent Man, The Spirit Carries on dan diakhiri In The Presence Enemies. Kali ini sound yang keluar jauh lebih baik. Suara LaBrie terdengar mulai kepayahan di 1 jam terakhir. Sayangnya mereka gak nampilin permainan solo masing2 personil seperti yang biasa dilihat di DVD. Standar2 aja permainan mereka, maksudnya ga ada surprisenya. Setelah sekitar 1,5 jam, seperti biasa menghilang ke balik panggung, dan penonton meminta balik (standar konser Rock banget) dan memainkan medley Pull Me Under plus Metropolis. Dan pukul 22.00, tepat 3 jam setelah mereka memulainya, konser selesai. Sayang gak beli merchandise nya (karena kantong gue cekak !!).

Overall ? standarlah konser DT malam itu, masalahnya ? Kali pertama gue nonton !!!! dan kali pertama untuk Adelaide setelah 22 tahun (yang gue juga gak yakin apakah waktu itu mereka main di Adelaide).

Monday, January 28, 2008

Pictures from Dream Theater concert in Adelaide, Mon 28 Jan 2008











































































(klik pada gambar untuk memperbesar)

Hasil kucing2 an dengan security, untung kamera gue gak di - confiscated - yang pertama itu suasana di gerbang dan foto bareng fans DT dari
Lockstone, SA, Garry and Brad. Laporan konser menyusul. Ini set-list dari konser An Evening With Dream Theater, Monday, 28 January 2008 :
- Constant Motion
- Panic Attack
- Endless Sacrifice
- Forsaken
- I Walk Beside You
- Take The Time
- The Dark Eternal Night
15 minutes intermission

- Overture 1928
- Strange De Ja Vu
- Through My Words
- Fatal Tragedy
- Erotomania
- Voices
- The Silent Man
- The Spirit Carries On
- In The Presence Enemies (Part 1)
Encore:

- Pull Me Under
- Metropolis (Part 1)

Saturday, January 26, 2008

P H O T O S jilid 2








Tiga foto di atas lokasinya tidak begitu jauh, dua foto bersama si Manusia burung, entah kenapa hampir tiap hari dia duduk di situ sambil memberi makan burung2, yang satu di depan South Australian State Library, setelah minjam beberapa koleksi CD music dan DVD nya dari Adelaide Community Library

Friday, January 25, 2008

P H O T O S


Adelaide Arcade
Para students bertemu orang2 Indonesia

Musisi jalanan di Rundle Mall (kanan bawah) :





di city campus of The University of Adelaide
















Di salah satu fountain nya Rundle Mall

Thursday, January 24, 2008

My Life would not be the same (and easy) anymore

Gue udah ikutan IAP beberapa hari belakangan ini. IAP adalah program pengenalan dan pelatihan akademik bagi para mahasiswa internasional yang akan mengikuti perkuliahan di seluruh perguruan tinggi di Australia. Kolega sekelasku datang dari berbagai macam negara baik asia, afrika, maupun oceania.

Tugas-tugas sudah mulai menumpuk, itulah makanya gue taruh judul seperti diatas. Banyak hal yang bisa dipelajari selama IAP ini. Sistem perkuliahan disini mengadopsi gaya western. Mahasiswa diharapkan berkontribusi aktif di kelas, ibaratnya kalo gak ada masukan apa-apa kurang dianggap seperti manusia. Yang membuat halangan bagi sebagian rekan dari Indo sebenerna adalah faktor bahasa. Buat rekan dari beberapa negara lain terutama yang eks jajahan Inggris, bahasa inggris adalah bahasa kedua sehingga mereka sudah terbiasa dengan bahasa inggris yang panjang dalam conversation. Pada mulanya beban ini lumayan mengganggu. Sulit sekali rasanya mengungkapkan pendapat dengan baik, bahasa inggris gue ternyata masih belepotan. 6 bulan belajar tiap hari seperti hampir tak berbekas (karena lama tdk dibiasakan) dan agak minder awalnya. Untunglah mereka gak terlalu peduli bahasaku baik atau tidak.

Ada hal lain yang sangat mengganggu. Sudah banyak sih peringatan yang bilang kalo anak2 dari jazirah Asia selatan (India, Srilangka, Maladewa dll) sering melecehkan orang lain, dulu aku anggap hanya hal yang biasa saja. Ternyata mau gak mau gue harus bilang, sebagian besar mereka memang begitu, sombong gak menghargai pendapat orang dan ingin jadi pusat perhatian. Grup diskusi tadi, di kelompok gue banyak orang dari daerah tersebut, apa yang terjadi ? gue dan satu teman dari Vietnam dianggap hampir tidak ada !! Dan pendapat2 mereka sebenarnya gak terlalu berbobot. Sebal banget, ingin rasanya gamparin mereka satu persatu. Gak semua, ada bapak2 dari Nepal yang mau bergaul dan menghargai orang.

Hari kamis (24 Jan 08) setelah sesi kelas selesai, kami berkeliling kota Adelaide. Tur ini dipimpin oleh satu guide dari Adelaide Explorer. Kami juga melewati stadion Adelaide oval, dimana hari ini ada pertandingan kriket internasional antara Australia vs India. Tidak ada hal yang terlalu baru buatku karena sebagian kota sudah aku jelajahi pada minggu pertama gue di kota ini.

Mates, that's all for today...

Sunday, January 20, 2008

Going to the Glenelg Beach

Hari minggu...

Hari ini gue dengan teman pergi ke Sunday Market, mirip pasar kaget di Indo. Disana barang2 sekon dijual dengan harga miring. Dari elektronik sampe buah dan sayuran (yang ini mah bukan sekon atuh). Kadang2 bisa nawar juga. Barang baru juga banyak. Kaus bola replika dijual sekitar $60. CD beragam dari $9 s.d. $15. Hari ini Arif beli topi ala koboy seharga $5 dan gue beli topi kain seharga $1 dan buku bekas seharga 5o cent, padahal di Rundle Mall, topi koboy itu paling murah $20. Lumayanlah, walau beda kualitas sedikit, yang penting gak kepanasan di terik matahari summer di Australia. Kemana2 summer gini kita jalan pake topi n sunglasses, n jangan lupa bawa sunblock. Yang kita lupa adalah lip balm buat pelembab bibir. Bibir gue kering banget dan sakit di satu spot.

Tadi siang setelah dari Sunday Market, kami jalan ke Tea Tree Plaza, pusat pertokoan yang juga besar di suburb Adelaide sebelah utara. Yang menarik bus yang kita naiki melewati jalur khusus bus yang juga mereka sebut busway dan entah kenapa dinamakan o-bahn. Busway nya beda karena melewati jalur khusus seperti rel kereta, jadi dari jalan raya biasa bus itu berbelok ke busway tersebut. Tea Tree Plaza ramai di hari minggu ini, mungkin karena memang banyak toko lain yang tutup di hari minggu. Kalo gak inget perjalanan gue masih panjang di Adelaide, dan masih banyak keperluan rasanya pengen banget belanja banyak, bsoalnya banyak yang menarik. Polo Shirt tim footy, topi Australia .. cuma yah kalo dikonversi ke rupiah sih mahal juga. Sale sedang banyak2nya.

Menjelang sore, gue n yang lain berpisah di City. Gue pengen nyoba pengalaman sendiri ke daerah turis nya Adelaide, Glenelg Beach. Dari city naik tram sekitar 1/2 jam, dan kebetulan hari ini ada balap sepeda internasional yang lumayan terkenal di South Australia. Ada jalan yang ditutup di seputaran Glenelg karena dipakai arena balap sepeda. Mirip tour de France. Yang asyik lagi di antara jalan yang ditutup dan diapit pertokoan itu, banyak stage2 band amatir segala musik dan performance, gratis. Dan akhirnya sampailah di pantai Glenelg, udara yang sejuk langsung datang menjemput. Lautnya bagus, pantainya gak begitu luas kalah mungkin dibandingkan Bondi Beach di Sydney atau Gold Coast, tapi nyaman juga kok. Rasanya pengen juga berenang tapi memang dari berangkat gak niat berenang ya jadinya gak bawa celana dan perlengkapan berenang. Di sekitar pantai ramai, mungkin juga disebabkan ada event tadi. Ada juga semacam arena bermain anak2. Dan tadi sebenernya sampai juga di Rodney Fox Shark Experience yang selama ini gue liat di brosur dan buku turisme Adelaide. Tiket seharga $4.50 dan jam yang mepet mengurungkan niat gue untuk masuk ke dalam Musium Hiu Rodney Fox tadi, mungkin lain kali, mungkin juga via masa International Academic Purpose Course dengan Kampus hal tadi bisa terwujud.

All right mates, that's all for today...

Friday, January 18, 2008

Living in Adelaide is continuing

Hari selanjutnya..

Hari ini gak banyak yang gue kerjakan di sini. Selesai orientasi kami para mahasiswa baru dari Indo jalan ke Adelaide Mosque, jumatan dengan orang2 dari berbagai bangsa. Pengalaman naek tram hari ini, gue n arief temenku ngasih duduk dua orang ibu2 bule. Kenapa jadi menarik? Karena respons dari mereka adalah : ' that's very kind of you and it's unusual..'. Mungkin karena tampang kita tampang asia kali. Yang jelas banyak orang2 indo disini bagi gue 'lebih individualis dr pada orang bule sendiri'. Entah kenapa, hal yang kata temenku gak didapat di Melbourne. Itu yang gue n Arief ingin hindari, kita pengen nyoba ngasih citra terbaik yang kita bisa dari Indo dalam bergaul dengan mereka. Terus terang gue agak sebal dengan beberapa orang Indo yang tinggal disini, banyak juga yang begaya preman (bahkan makan teman dari Indo sendiri menurut cerita beberapa orang), kok sifat2 jelek dari tanah air masih dibawa2 juga. Gak semua, itu cuma sebagian kecil aja kok. Contohnya beberapa teman yang udah agak lama disini gak begitu. Mungkin gue terlalu skeptis.

Oke, pulang dari jumatan yang disini dimulai jam 14.30, kita pulang ke Glynde. Sorenya (jam 19.00 disini masih sore) kita jalan2 di seputaran Glynde dengan maksud nyari unit alias flat. Disini rumah2 tertata rapi banget, service yang disediakan pemerintah South Australia sangat baik. Bus kota sampai malam masih ada, dan bersih. Bus bisa dimiringkan hingga beberapa derajat via gas hidrolik untuk membantu para orang2 retirement naek dan turun bus. Tiket bisa dipakai sepuluh kali, divalidasi di atas bus. Tram di city gak bayar, tapi orang2 yang akan ke suburb tetap memvalidasi tiket mereka walau gak ada pengawasan, padahal bisa aja kalo mereka gak validasi n gratis terus naek tram dari city ke suburb. Kalo di Jakarta...jangan tanya yang bakalan naek gratisan ampe ujung. Oya yang namanya city itu pusat kota, seputaran city namanya Suburb walau masih tetep di seputaran Metropolitan Adelaide. Kalo di Jakarta mungkin city itu ya jalan Sudirman-Thamrin, Kuningan, Monas sampe jalan Juanda. Sekelilingnya itu semisal Kampung Melayu, Pasar Minggu, Rawamangun itu namanya suburb.

Orang Oz walau terlihat nyantai ternyata sangat menghargai waktu. Kalo udah bikin appointment jangan sekali2 dilanggar. Mungkin kalo agak telat dikit mereka masih mau nerima, tapi kalo gak datang sama sekali jangan harap bisa dipercaya..

Oke that's my story today of living in Adelaide.

Thursday, January 17, 2008

Life in Adelaide

Hari ke empat di Adelaide, South Australia...


Hari ini selesai Enrolment di kampus, gue n temen jalan ke Adelaide Mosque di Selatan kota. Pulangnya nyoba naik tram yang ternyata gratis kalo jalan di City. Ada dua sisi orang bule oz yang gue liat. Kebanyakan mereka (di Adelaide-bukan di seluruh oz) ramah2 dan helpful. Nanya apa aja dijawab dengan baik, n bahkan gak segan2 nolong. Contohnya tadi pas belanja Tuna Kalengan, ada bule yang nunjukkin merek laen dengan harga yang jauh lebih murah. Terus nanya cara naek tram mereka dengan senang hati nunjukkin kalo naek tram di dalam City itu gak bayar, bahkan balik nanya mau kemana ? terus ditunjukkin caranya n nanti turun dimana. Yang gak ramah justru migran2 Asia (asia timur). Tauk lah apa udah sifat mereka begitu.

Tapi ternyata ada juga cacatnya, mungkin sebagian kecil. Tadi di Bus stop ada orang2 Aborigin naek bus, ternyata agak telat, n mereka emang keliatan agak kumuh, nyeker telanjang kaki (1 orang anaknya). Ada bule maksa turun dari bus lewat pintu tengah terus menyumpah2 sambil ngomong kasar ampe F*** keluar juga. Rasis ? entahlah. Padahal orang Aborigin itu kan yang sebenernya penduduk asli Australia. Ya, tadi kembali jalan2 ke Rundle Mall lagi yg kayak Pasar Baru kalo di Jakarta tapi toko2nya lengkap. Supermarket ada yang murah juga. Murah versi Australia sih. Sale2 juga banyak. Tapi belanja disini mah jangan dikonversi ke rupiah, karena emang gak sama, serasa mahal juga kalo di rupiahin.


2 kali gue makan di knoodles, salah satu tempat makan halal yang agak murah. Yang punya orang Cina-Malaysia. Ada lagi Nandos (khusus chicken n sayur) dan Rhonaas punya org India yang jelas2 masang label halal. Di knoodles makanannya nasi goreng/putih/mie plus 3 lauk. Porsi kecil harganya A$ 5.40 sekitar Rp. 45.000,-. Karena gue punya kartu mahasiswa, didiskon 10% jadi A$ 4.90. Di supermarket ada juga jual Indomie n Kecap ABC di bagian Asian Grocery. Cuma harganya kalo di rupiahin satu indomie sama dengan Rp. 4.000,-.
Besok n Sabtu mau ke Central Market di Chinatown, katanya belanja murah disitu plus barang2 Indonesia kayak kecap, rokok, sambel ada disitu.

Okay that's my story today..

Ndre

Wednesday, January 16, 2008

MY first day in Aussie

14 januari 2008...

Hari pertama gue menginjakkan kaki di Kingsford-Smith Airport Sydney. Suasananya emang beda, setelah melalui inspeksi dari customs setempat akhirnya gue menuju ke terminal domestik untuk kemudian menuju destinasi selanjutnya, Adelaide. Oya di Sydney ini gue bisa liat secara langsung The Mighty Baby Boomers Airbus A380 punya Singapore Airlines. Right mates, in front of my eyes !!!

Sydney - Adelaide ditempuh dalam waktu dua jam. Di udara yang gue liat cuma coklat gersang doang oughh ternyata oz emang gurun. Adelaide airport gak terlalu besar, kira2 sama lah dengan airport HAsanuddin yang baru.

Hari pertama di Adelaide sempet merasa bingung juga, lagi summer gini malam baru datang jam 20.30, jam 19.00 masih terang benderang. Sampai hari ini (16 Jan) gue masih ngerasa jet lag, binun ama zona waktunya. Baru bisa tidur jam 1.00 dinihari. Hari kedua jalan2 seputaran city, jalan k Rundle Mall, pusat belanjanya orang Adelaide. Rame banget, n mirip pasar baru di Jakarta. Bedanya bersih n ampir semua barang ada disini, masuk ke CD/DVD store kalo gak inget duit gue pas2an pengennya beli aja. Yang sale juga keren2, harganya AU$ 9.99. Sayang banget kamera gue rusak sebelum berangkat, mungkin nanti beli disini. Hari itu makan siang di Knoodle, tempat makan yang halal, dikelola ama orang Cina-Malaysia. Ketemu nasi goreng, sambal, n rendang walau rasanya aneh. Besok sabtu mau nyoba jalan ke central market.

Summer gini malem dingin banget walau siang agak panasan. Siang itu kemana2 gue mesti pake sunglasses karena terik. Anehnya gue gak keringatan, beda ama Jakarta walau suhu sama, entah kenapa.

O.K. itu cerita gue pertama di nagri orang...